Pengunjung ke

online counter

Penjual Ale-ale Perlu Dukungan Modal

* Jual 80-100 kilo gram per hari

KETAPANG  – Minimnya permodalan, dan melimpahnya pasokan kerang menyebabkan Pedagang Kerang di Kabupaten Ketapang kewalahan menjual hasi laut tangkapan para nelayan itu.

Pedagang Kerang di Jembatan Sungai Awan, Kecamatan Muara Pawan, Yeni (28) mengatakan, padahal permintaan pembeli akan kerang mencapai 150 kilo gram per hari per pedagang di tempatnya berjualan.

“Kebanyakan pembelinya dari Pontianak, dan luar darah, tapi tidak sedikit juga mereka dari Ketapang. Semuanya sengaja datang kesini untuk mebeli kerang untuk dimakan sendiri atau untuk dibawa sebagai oleh-oleh,” ,” ujar Yeni, Jumat (22/4).

Yeni mengaku, setiap hari paling sedikit mampu menjual 80-150 kilo gram kerang dengan keuntungan bersih paling sedikit Rp 300-500 ribu. Ibu dua anak itu mengatakan, jika memang ada tempat yang lebih layak, dan promosi pemerintah akan potensi tangkapan laut di darah itu, mereka percaya pembeli dan penjualan mereka akan lebih banyak per harinya.

Isi kerang menurut istri dari buruh bangunan yang sudah berjualan kerang empat tahun terakhir sangat nikmat untuk makan, bisa direbus, dan bisa disambal atau ditumbis (ambil isinya).

Salmiah (27) pedagang kepah, dan ale-ale (kepah kecil) di Jembatan Sungai Awan mengatakan hal senada. Katanya, saat ini mereka berjualan dengan sarana seadanya, berjualan diatas lapak kayu berukuran satu kali tiga meter, dan dibawah atap rumbia.

“Modalnya kami kredit di Bank, ya dengan jaminan BPKB motor,” ujar Salmiah.

Pinjaman dari mengadai BPKB motor menurut Salmiah tidak cukup untuk berjualan kepah atau kerang secara profsional. Karena modal hasil kredit mereka hanya mampu untuk 100-200 kilo gram kerang dan kepah.

“Kalau gadai motor, paling itu hanya Rp 2-3 juta itu pun sudah sangat tinggi,” ungkapnya.

Salmiah mengaku jika memang ada pihak terkait terutama Pemerintah Darah Kabupaten Ketapang peduli atas kelangsungan usaha mereka, ia percaya kesejahteraan mereka akan berubah lebih baik.

“Sebenarnya hasilnya lumayan, bisa untuk biaya anak sekolah, dan bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Walau demikian itu biasanya masih ada rugi karena pasokan terlalu banyak, tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana berjualan lebih baik atau promosi potensi darah,”  tuturnya. (pio)

Selalu Beli Kerang, Kepah, dan Ale-ale

Neti seorang ibu rumah tangga empat anak, Warga Kecamatan Kendawangan mengaku tidak pernah lupa membeli Kerang, Kepah atau Ale-ale (Kepah Kecil) jika turun ke Ibu Kota Ketapang.

Neti mengatakan daging binatang laut tersebut makanan kesukaan keluarganya. Terutama dirinya, ia lebih suka jika daging Kerang tumis menggunakan cabai hidup. “Setiap kali ke Ketapang menggunjungi keluarga, pulangnya saya selalu beli untuk dibawa pulang,” ujar Neti.

Di temui di Jembatan Sungai Awan, Neti dan suaminya berserta kedua anaknya sedang membeli tiga kilo gram Kerang untuk dibawa pulang. “Rasanya pokoknya enak lah, tadi saya beli Rp 10 ribu per kilo gram atau Rp 25 ribu per tiga kilo,” katanya.

Amoi (20) warga Sungai Awan serupa dengan Neti, Amoi sedikitnya membeli empat kilo gram Kerang untuk oleh-oleh dibawa pulang abangnya. “Untuk dibawa abang di Pontianak, abang juga suka, kalau kami sih sudah biasa,” pungkas gadis bermata sipit ini. (pio)

Side Bar 2

Potensi Wisata Desa

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga Ketapang, Yudo Sudarto mengatakan saat ini Pemerintah Darah setempat sedang mengembangkan program wisata desa yang dananya diambil dari PMPM (dana puasat).

Wisata desa katanya, adalah upaya pemerintah darah menggali potensi desa-desa yang ada di Kabupaten Ketapang, sebagai objek wisata pelancong lokal maupun mancanegara.

“Saat ini pemerintah darah sedang tahap ujicoba dua desa sebagai wisata desa, Desa Kauman dan Desa Mulia Karta,” kata Yudo.

Dua desa tersebut dianggap layak dalam hal jalur transfortasi, dan potensi yang dimiliki. Seperti ada pantai, keraton, dan ada kuliner. “Semua desa di Kabupaten Ketapang memiliki kesempatan sama untuk menjadi darah wisata desa, asal semua masyarakatnya siap untuk mengadakan potensi-potensi dimiliki,” imbuhnya.

Untuk kepah, dan kerang di Sungai Awan menurut Yudo pemerintah darah kini sedang mempersiapkannya, juga untuk objek wisata desa. “Kalau kepah dan kerang ini bisa kontinyu (berlanjut) kita bisa mendorong ke kulinernya, dan cangkangnya bisa kita jadikan hasil kerajinan potensial,” tegasnya.

Jika masyarakat memang benar-benar siap, dan serius menurut Yudo, pemerintah siap mendatangkan para ahli-ahli di bidangnya (palatih bagi masyarakat) untuk mengajarkan membuat kerajinan dari karang.

“Sekali lagi jika memang serius kita siap memfasilitasi, mulai dari kredit bank hingga mendatangkan para ahli untuk melatih keterampilan bagi masyarakat,” pungkasnya. Dalam hal promosi, katanya pemerintah bisa menunjangnya dalam hal media cetak, dan elektronik ataupun membuat shorum-shorum bagi potensi tersebut. (pio)

Baca Juga



Posted by Lintas News on 13.02. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for �Penjual Ale-ale Perlu Dukungan Modal�

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery