Uji Coba Program family farming
BLANGPIDIE- Pengembangan areal padi sawah Musim Tanam (MT) 2011 melalui Program family farming (pertanian keluarga) mulai diuji coba di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Tanam perdana menggunakan mesin bibit rice tranplanter dilaksanakan Bupati Akmal Ibrahim di atas lahan seluas 8,1 hektare lokasi Genang Jaya, Gampong/Desa Rukun Damai, Kecamatan Babahrot, Rabu (20/4) kemarin.
Dihadiri Anggota DPRK, Muslizar MT, Kadis Pertanian dan Perternakan, H Zainuddin SP bersama jajarannya, Kepala Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan, Yuswazir SP, Kadis Kehutanan dan Perkebunan, Ir Muslim Hasan MSi dan beberapa kepala dinas lainnya serta sejumlah camat di Kabupaten Abdya
Kegiatan tanam perdana uji coba program farming tersebut dihadiri General Manajer PT Yamindo, Rudi Arianto bersama sejumlah tenaga teknisi untuk melakukan demontrasi penggunaan mesin penanaman bibit padi rice tranplanter. Penggunaan mesin tanam bibit padi seharga Rp 85 juta/unit tersebut diawali oleh Bupati Akmal Ibrahim, kemudian diikuti para keujruen dalam Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee.
Bupati Akmal Ibrahim dalam acara tersebut mengatakan, program pengembangan areal tanaman padi dengan program keluarga (famili farming) merupakan uji coba. Program ini dilaksanakan secara full mekanisasi, sejak dari olah tanah, penanaman, pembersihan rumput sampai kegiatan panen, seluruhnya dilaksanakan dengan mesin.
Penanaman bibit padi dengan mesin seperti yang dilaksanakan di Dusun Genang Jaya, Gampong/Des Persiapan Rukun Damai adalah yang pertama di Aceh. Pengembangan areal padi melalui program family farming pola bertani secara modern, sebagaimana sudah lazim dilaksanakan petani di luar negeri. “Kita coba di sini, barang kali para keujruen tertarik untuk bertani menggunakan peralatan mesin. Jadi uji coba yang kita laksanakan hari ini untuk menggoda para keujruen,” ungkap Bupati.
Dihadiri Anggota DPRK, Muslizar MT, Kadis Pertanian dan Perternakan, H Zainuddin SP bersama jajarannya, Kepala Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan, Yuswazir SP, Kadis Kehutanan dan Perkebunan, Ir Muslim Hasan MSi dan beberapa kepala dinas lainnya serta sejumlah camat di Kabupaten Abdya
Kegiatan tanam perdana uji coba program farming tersebut dihadiri General Manajer PT Yamindo, Rudi Arianto bersama sejumlah tenaga teknisi untuk melakukan demontrasi penggunaan mesin penanaman bibit padi rice tranplanter. Penggunaan mesin tanam bibit padi seharga Rp 85 juta/unit tersebut diawali oleh Bupati Akmal Ibrahim, kemudian diikuti para keujruen dalam Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee.
Bupati Akmal Ibrahim dalam acara tersebut mengatakan, program pengembangan areal tanaman padi dengan program keluarga (famili farming) merupakan uji coba. Program ini dilaksanakan secara full mekanisasi, sejak dari olah tanah, penanaman, pembersihan rumput sampai kegiatan panen, seluruhnya dilaksanakan dengan mesin.
Penanaman bibit padi dengan mesin seperti yang dilaksanakan di Dusun Genang Jaya, Gampong/Des Persiapan Rukun Damai adalah yang pertama di Aceh. Pengembangan areal padi melalui program family farming pola bertani secara modern, sebagaimana sudah lazim dilaksanakan petani di luar negeri. “Kita coba di sini, barang kali para keujruen tertarik untuk bertani menggunakan peralatan mesin. Jadi uji coba yang kita laksanakan hari ini untuk menggoda para keujruen,” ungkap Bupati.
Lebih lanjut dijelaskan, program family farming sangat efesien, karena tenaga kerja yang dibutuhakn sangat sedikit. Pasalnya, seluruh proses menggunakan mesin peralatan pertanian. “Bila petani tertarik, Pemkab akan memprogramkan pengadaan 100 unit mesin bibit rice tranplanter untuk dibagikan ke desa/gampong,” ungkap Bupati Akmal.
Sebelumnya Kadis Pertanian dan Perternakan Abdya, H Zainuddin SP melaporkan uji coba program pertanian keluarga dilaksanakan di atas lahan 8,1 hektar. Lahan tersebut dikelola anggota kelompok tani Cot Durui Desa Rukun Damai. Program tersebut tidak banyak membutuhkan tenaga kerja, seperti lahan uji coba 8,1 hektar cukup dengan 4 petani saja.
Kegiatan tanam bibit dengan mesin rice tranplanter berdasarkan analisis teknis mampu menanam 2,5 sampai 3 hektare/hari. Mesin tanam tersebut baru pertama di Aceh, sehingga Abdya menjadi pilot project.(zainun yusuf)




