Tiga Wanita Meninggal Selama 2010
* Simposium Kanker Mulut Rahim GOW Sanggau
SANGGAU - Wakil ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sanggau dr Yudha Pranata SpOG M Kes mengatakan, selama tahun 2010 ada tiga orang penderita kanker mulut rahim (serviks) yang meninggal dunia di Kabupaten Sanggau. Sementara di Indonesia satu orang meninggal dalam satu jam karena penyakit tersebut, dan ditemukan sekitar 40 ribu kasus setiap tahun.
Hal tersebut diungkapkan dr Yudha Pranata ketika dikonfirmasi Tribun, Rabu (20/4) seusai simposium kanker mulut rahim yang dilaksanakan di ruang rapat lantai satu kantor bupati Sanggau. Dirinya menegaskan antisipasi sejak dini bagi para ibu akan sangat membantu untuk menghindari munculnya kanker mulut rahim tersebut.
"Dari data yang kita miliki tiga orang meninggal dunia di Kabupaten Sanggau ini khususnya yang diakibatkan oleh kanker mulut rahim. Sementara data secara keseluruhan penderita kanker ini selama tahun tersebut tidak kita miliki. Karena tidak semua penderita bisa kita lakukan deteksi secara langsung," ungkapnya.
Kanker mulut rahim tersebut diungkapkan Yudha Pranata, lebih dikarenakan perilaku wanita berhubungan seksual dengan banyak pria serta memulai hubungan seksual pada usia muda. Yang menjadi penyebab utama meningkatnya resiki serangan kanker mulut rahim (serviks) pada seorang perempuan.
"Kanker mulut rahim ini disebabkan oleh virus human papiloma (HPV) yang kemudian berubah menjadi kanker. Infeksi virus ini yang kemudian pertumbuhan sel yang tidak normal pada mulut rahim, diperkirakan 80 persen perempuan akan terinveksi HPV ini semasa hidupnya, namun hanya sekitar 50 persen diantaranya yang terserang kanker mulut rahim," ungkapnya.
Upaya-upaya pencegahan dikatakan Yudha bisa dilakukan oleh para ibu untuk mengantisipasi kanker mulut rahim tersebut. Seperti vaksinasi juga melakukan deteksi dini misalnya dengan pemeriksaan PAP- Smear, sampai pada melakukan operasi bagi mereka yang sudah menderita kanker rahim dengan stadium lanjut.
Berikan Pemahaman
Hal tersebut diungkapkan dr Yudha Pranata ketika dikonfirmasi Tribun, Rabu (20/4) seusai simposium kanker mulut rahim yang dilaksanakan di ruang rapat lantai satu kantor bupati Sanggau. Dirinya menegaskan antisipasi sejak dini bagi para ibu akan sangat membantu untuk menghindari munculnya kanker mulut rahim tersebut.
"Dari data yang kita miliki tiga orang meninggal dunia di Kabupaten Sanggau ini khususnya yang diakibatkan oleh kanker mulut rahim. Sementara data secara keseluruhan penderita kanker ini selama tahun tersebut tidak kita miliki. Karena tidak semua penderita bisa kita lakukan deteksi secara langsung," ungkapnya.
Kanker mulut rahim tersebut diungkapkan Yudha Pranata, lebih dikarenakan perilaku wanita berhubungan seksual dengan banyak pria serta memulai hubungan seksual pada usia muda. Yang menjadi penyebab utama meningkatnya resiki serangan kanker mulut rahim (serviks) pada seorang perempuan.
"Kanker mulut rahim ini disebabkan oleh virus human papiloma (HPV) yang kemudian berubah menjadi kanker. Infeksi virus ini yang kemudian pertumbuhan sel yang tidak normal pada mulut rahim, diperkirakan 80 persen perempuan akan terinveksi HPV ini semasa hidupnya, namun hanya sekitar 50 persen diantaranya yang terserang kanker mulut rahim," ungkapnya.
Upaya-upaya pencegahan dikatakan Yudha bisa dilakukan oleh para ibu untuk mengantisipasi kanker mulut rahim tersebut. Seperti vaksinasi juga melakukan deteksi dini misalnya dengan pemeriksaan PAP- Smear, sampai pada melakukan operasi bagi mereka yang sudah menderita kanker rahim dengan stadium lanjut.
Berikan Pemahaman
Sementara ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Sanggau Arita Apolina secara terpisah mengatakan, kegiatan tersebut sengaja dilaksanakan. Agar para ibu di Sanggau mengetahui sedini mungkin apa yang harus dilakukan agar tidak terserang kanker mulut rahim (serviks) yang dapat menyebabkan kematian tersebut.
"Ini juga merupakan upaya kita untuk meningkatkan taraf hidup wanita di Kabupaten Sanggau, karena dengan kegiatan seperti ini kita berharap muncul kesadaran pada diri kaum perempuan. Dan bisa melakukan langkah-langkah antisipasi sejak dini agar tidak terserang kanker yang dapat menyebabkan kematian ini," tukasnya.
Diakui Arita Apolina, tidak menutup kemungkinan di Sanggau masih banyak wanita yang tidak mengetahui terkait kanker mulut rahim tersebut. Sehingga memerlukan bantuan dari berbagai pihak, bertepatan pula dengan pelaksanaan Hari Kartini yang jatuh pada besok (hari ini-red) Kamis (21/4) yang dirayakan bersama-sama.
"Memang rencananya simposium ini dilaksanakan bertepatan dengan hari kartini, namun karena beberapa alasan maka kita laksanakan pada hari ini. Dan kita bersyukur peserta dalam kegiatan ini juga sangat banyak dan berasal dari berbagai kalangan. Dan wanita-wanita yang tergabung dalam persatuan wanita dari beberapa kecamatan juga turut hadir," tandasnya. (sbs)
"Ini juga merupakan upaya kita untuk meningkatkan taraf hidup wanita di Kabupaten Sanggau, karena dengan kegiatan seperti ini kita berharap muncul kesadaran pada diri kaum perempuan. Dan bisa melakukan langkah-langkah antisipasi sejak dini agar tidak terserang kanker yang dapat menyebabkan kematian ini," tukasnya.
Diakui Arita Apolina, tidak menutup kemungkinan di Sanggau masih banyak wanita yang tidak mengetahui terkait kanker mulut rahim tersebut. Sehingga memerlukan bantuan dari berbagai pihak, bertepatan pula dengan pelaksanaan Hari Kartini yang jatuh pada besok (hari ini-red) Kamis (21/4) yang dirayakan bersama-sama.
"Memang rencananya simposium ini dilaksanakan bertepatan dengan hari kartini, namun karena beberapa alasan maka kita laksanakan pada hari ini. Dan kita bersyukur peserta dalam kegiatan ini juga sangat banyak dan berasal dari berbagai kalangan. Dan wanita-wanita yang tergabung dalam persatuan wanita dari beberapa kecamatan juga turut hadir," tandasnya. (sbs)
Kanker mulut rahim (serviks)
- Penyebab : virus human papiloma (HPV) yang disebabkan oleh perilaku seksual dengan banyak patner (bisa laki-laki juga perempuan) dan hubungan seksual diusia dini
- Gejala : - Pendarahan setelah berhubungan badan
- Pendarahan spontan diantara haid (datang bulan)
- Keputihan yang berbau dan bercampur darah
- Nyeri panggul dan gangguan berkemih serta nyeri saat berhubungan seksual
- Pengobatan
- Tindakan bedah
- Radioterapi
- Kemoterapi
- Terapi Paliatif (supportif care)
- Pencegahan
- Mengikuti penyuluhan terkait perilaku hidup sehat dan juga vaksinasi
- Melakukan deteksi dini misalnya dengan pemeriksaan PAP-smear
Sumber : Wakil ketua IDI Sanggau Data : SBS